Info Poklahsar
Berita terbaru

Resep Pembuatan Burger Ikan

Pengolahan burger ikan pada prinsipnya merupakan cara pengolahan daging ikan yang dilumatkan dengan diberi bumbu-bumbu sehingga berbentuk adonan, dicetak dan dibekukan. Produk ini daya awetnya bila dibekukan pada suhu -18°C bisa sampai 2 bulan tanpa perubahan gizi yang berarti. Penyajian burger ikan setelah dipotong-potong berukuran 9 x 2 x 1,5 (pxlxt), dicelup kuning telur yang sudah dikocok, dibalur tepung roti (panir) dan digoreng, serta dihidangkan dengan saus.
Sebagai usaha memanfaatkan daging ikan segar menjadi produk gel (gel ikan) untuk mendapatkan nilai tambah dan produk yang dihasilkan ikan. Tujuan pembuatan burger ikan adailah menganekaragamkan bentuk-bentuk olahan terutama yang berbentuk gel sehingga akan disukai masyarakat.

Pembuatan Burger Ikan
Alat yang dibutuhkan antara lain : cetakan burger dari aluminium : 30 x 6 x 5 cm, wajan (penggorengan) diamater 30 cm, alat pembeku (freezer), kompor minyak, alat penggorengan, baskom, dan gilingan daging. 
Bahan baku produksi burger ikan berupa ikan segar/filet beku/ yang bermutu tinggi.
Usaha burger ikan dilakukan dalam skala rumah tangga dengan pasar yang belum begitu luas

Metode pengolahan burger ikan yaitu :
1) Persiapan bumbu
Bumbu (condiment) berupa : bawang merah, bawang putih dan jahe dengan (perbandingan 15 : 3 : 1 ditumbuk halus/lumat berdasarkan berat daging basah).  Kucai dirajang halus.  Untuk membuat burger dengan bahan daging lumat 6 kg diperlukan tapioka : 400 gr, garam :150 gr, mentega : 120 gr, telur 6 butir untuk 6kg bahan, MSG : 15 gr.

2) Pembuatan campuran daging
Ikan diambil dagingnya saja dengan menyiangi (bentuk filet tanpa kulit) kemudian digiling dan ditimbang 5 kg.  Cumi-cumi besar disiangi dengan hanya mengambil daging putihnya saja, digiling dan ditimbang 1 kg.  Daging ikan lumat yang bersih dicampur dengan daging cumi lumat

3) Pembuatan adonan burger
Kedalam campuran daging ikan dan cumi yang sudah homogen ditambahkan bumbu sesuai pada butir 3.1. Urutan pembumbuan bahan tambahan dan bumbu adalah : pertama tambahkan 150 gr garam ke dalam campuran daging 6 kg, aduk hingga rata, kedua tambahkan mentega ke dalam campuran daging ikan yang telah diberi garam dan aduk sampai rata, ketiga tambahkan telur satu persatu (6 bitur/6 kg), keempat tambalikan pati (tapioka) sedikit demi sedikit, sambil adonan diaduk sampai seluruh tapioka bercampur rata. Selanjutnya berturut-turut ditambahkan gula, condiment (bawang merah, bawang putih dan jahe), lada, dan lain-lain ke dalam campuran. Pengadukan adonan dapat dilakukan secara mekanik, ditumbuk atau dengan tangan seperti membuat roti.

4) Pencetakan adonan
Adonan yang sudah jadi dimasukkan ke dalam cetakan burger, namun sebelumnya di dalam cetakan dilapisi plastik tipis dan diolesi dengan minyak sayur agar adonan tidak lengket dengan cetakan.
Jika adonan sudah penuh dalam cetakan, maka adonan bersama cetakan siap di bekukan dalam alat pembeku (freezer) dengan suhu -18°c. Lama pembekuan lebih kurang 8-18 jam. Burger ikan ini dapat tahan sampai ± 2 bulan pada kondisi beku, tanpa terjadi perubahan mutu yang nyata.

Jika akan dikonsumsi, burger ikan diambil dari alat pembeku kemudian dipotong-potong setebal 1,5 cm dan lebar 2 cm. Potongan burger ikan beku dicelupkan ke dalam kuning telur yang sudah dikocok dan ditaburi tepung roti kering, selanjutnya digoreng dalam minyak dengan api sedang. Setelah masak berwarna kuning dan dihidangkan dengan saus.

Ditinjau dari aspek pemasaran, pemasaran burger ikan belum begitu luas dan memasyarakat, hanya dikenal luas di masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, perlu pengenalan produk dan strategi pemasanan yang tepat adan produk ini dikenal luas di masyarakat.

Ditinjau dari aspek finansial, daftar alat-alat yang dibutuhkan yaitu
Lemari es/Freezeer                                     : Rp. 2.500.000,-/unit
Kompor minyak                                           : Rp. 100.000,-/unit
Dandang dan langseng                             : Rp 100.000,-/unit
Penggiling daging                                       : Rp. 100.000,-/unit
Alat penumbuk/lumpang kayu dan alu : Rp. 50.000,-/unit

0 komentar

Resep Pembuatan Abon Ikan



Abon adalah makanan yang dibuat dan daging yang disuwir-swir atau dipisahkan seratnya, kemudian ditambah bumbu-bumbu dan digoreng. Daging yang biasa dibuat abon adalah daging sapi atau kerbau. Meskipun demikian, semua jenis daging ikan dapat dibuat abon. Abon merupakan jenis lauk pauk kering berbentuk khas dengan bahan baku pokok berupa daging atau ikan. Pengolahan abon dilakukan dengan cara direbus, dicabik-cabik, dibumbui, digoreng, dan dipres. Bahan campuran abon dapat menggunakan bahan nabati, misalnya keluwih atau jantung pisang.

Abon ikan merupakan salah satu jenis makanan hasil pengolahan ikan laut maupun ikan tawar yang berbentuk lembut, rasa enak, bau khas dan mempunyai daya simpan yang relatif lama. Jenis-jenis ikan yang umumnya digunakan dalam pembuatan abon ikan, antara lain ikan tongkol, ikan tenggiri dan ikan cucut. Pembuatan abon relatif mudah, tidak memerlukan modal yang besar dan sudah lama dikenal dan digemari oleh semua golongan masyarakat. Sehingga pembuatan abon mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai industri kecil atau industri rumah tangga.

Abon memiliki komposisi gizi yang cukup baik dan dikonsumsi sebagai makanan ringan atau sebagai lauk pauk. memiliki umur simpan yang reatif lama karena berbentuk kering. Dengan cara pengolahan yang baik, abon dapat disimpan beberapa bulan tanpa mengalami banyak penurunan Supaya daya simpannya lebih lama, sebaiknya abon dikemas dalam kantong plastik dan ditutup rapat dengan menggunakan sealer.
Alat dan Bahan
1. Alat yang diperlukan
·    Panci
·    Wajan
·    Pisau
·    Baskom
·    Cobek
·    Kompor
·    Pemarut kelapa
·    Saringan
·    Timbangan
·    Pengaduk kayu
·    Spinner
·    Plastik kemasan
·    Sealer
2. Bahan yang diperlukan
·    Daging ikan (bersih) 1kg
·    Kelapa : 1 butir
·    Garam : 2 sdm peres
·    Gula pasir : 7 sdm penuh
·    Bawang putih : 10 siung
·    Bawang merah : 10 siung
·    Ketumbar : 2 sdm penuh
·    Salam : 4 lembar
·    Sereh : 2 tangkai
·    Lengkuas : 4 iris (t=3 mm)
·    Asam : 4 mata
·    Vetsin : 0,5 sdt
·    Jintan : 1 sdt
Analisis Ekonomi
1. Biaya Investasi
Panci 1 buah                           @ 50.000 =  50.000
Wajan 2 buah                          @ 50.000 =  100.000
Pisau 2 buah                           @ 10.000 =  20.000
Talenan 2 buah                       @ 10.000 =  20.000
Baskom 2 buah                       @ 15.000 =  30.000
Cobek dan mutu 1 set            @ 20.000 =  20.000
Kompor 1 buah                      @ 70.000 =  140.000
Pemarut kelapa 1 buah           @ 12.000 =  24.000
Garpu 2 buah                         @ 5.000 =  10.000
Saringan/peniris 1 buah          @ 12.000 =  12.000
Timbangan 1 buah                  @ 50.000 =  100.000
Pengaduk kayu 2 buah           @ 7.500 =  15.000
Spinner 1 set                           @ 3.500.000 =  3.500.000
Sealer 1 buah                          @ 400.000 =  400.000
Sewa bangunan 1 tahun         @ 1.000.000 =  1.000.000
Penunjang administrasi 1 set @ 120.000 =  120.000
Jumlah Biaya Investasi =  5.429.000
2. Biaya tetap/Fixed Cost (FC)
− Penyusutan alat (10%) =  430.900
− Bunga modal : 11% x  5.429.000 =  597.190
− Pemeliharaan bangunan 3% x Rp. 1.000.000 = 30.000
Jumlah biaya tetap =  1.058.090
Jumlah biaya tetap/hari (FC) : 1.058.090/300 hr = 3.527
3. Biaya Tidak Tetap
Ikan Manyung
10 kg
@ 18.000
= Rp. 180.000
Kelapa
10 butir
@ 2.000
= Rp. 20.000
Garam
100 g
@ 10.000
= Rp. 1.000
Bawang Putih
250 g
@ 10.000
= Rp. 2.500
Bawang merah
250 g
@ 8.000
= Rp. 2.000
Ketumbar
100 g
@ 20.000
= Rp. 2.000
Daun salam
40 lbr
@ 2.000
= Rp. 2.000
Batang sereh
20 bt
@ 3.000
= Rp. 3.000
Lengkuas
100 g
@ 5.000
= Rp. 500
Asam jawa
100 g
@ 15.000
= Rp. 1.500
Penyedap rasa
20 g
@ 25.000
= Rp. 500
Jintan
40 g
@ 50.000
= Rp. 2.000
Plastik Kemasan
45 lbr
@ 100
= Rp. 4.500
Upah karyawan
2 orang
@ 20 000
= Rp. 40.000
Pemakaian air


= Rp. 2.000
Pemakaian minyak tanah
4 ltr
@ 3.000
= Rp. 12.000
Pemakaian listrik
10 KWh
@ 500
= Rp. 5.000
Jumlah Total Biaya Tidak Tetap


= Rp. 280.500
Asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam perhitungan biaya adalah :
·    Kapasitas produksi skala rumah tangga 4.500 g abon per hari dengan berat setiap kemasan 100 g
·    Harga alat diperhitungkan untuk harga tahun 2007
·    Waktu kerja 8jam per hari selama 300 hari per tahun
·    Umur alat diperkirakan 3 tahun
·    Tingkat keberhasilan 98%
·    Suku bunga berlaku pada saat investasi dimulai
·    Pengelola tidak merangkap pegawai
·    Flarga abon ikan dalam kemasan dipasaran Rp. 8.000 per 100 gram
·    Nilai akhir alat dianggap 0
·    Harga alat diperhitungkan untuk harga tahun 2007
·    Waktu kerja 8jam per hari selama 300 hari per tahun
·    Umur alat diperkirakan 3 tahun
·    Tingkat keberhasilan 98%
·    Suku bunga berlaku pada saat investasi dimulai
·    Pengelola tidak merangkap pegawai
·    Flarga abon ikan dalam kemasan dipasaran Rp. 8.000 per 100 gram
·    Nilai akhir alat dianggap 0
·    Waktu kerja 8jam per hari selama 300 hari per tahun
·    Umur alat diperkirakan 3 tahun
·    Tingkat keberhasilan 98%
·    Suku bunga berlaku pada saat investasi dimulai
·    Pengelola tidak merangkap pegawai
·    Flarga abon ikan dalam kemasan dipasaran Rp. 8.000 per 100 gram
·    Nilai akhir alat dianggap 0
·    Umur alat diperkirakan 3 tahun
·    Tingkat keberhasilan 98%
·    Suku bunga berlaku pada saat investasi dimulai
·    Pengelola tidak merangkap pegawai
·    Flarga abon ikan dalam kemasan dipasaran Rp. 8.000 per 100 gram
·    Nilai akhir alat dianggap 0
·    Tingkat keberhasilan 98%
·    Suku bunga berlaku pada saat investasi dimulai
·    Pengelola tidak merangkap pegawai
·    Flarga abon ikan dalam kemasan dipasaran Rp. 8.000 per 100 gram
·    Nilai akhir alat dianggap 0
·    Suku bunga berlaku pada saat investasi dimulai
·    Pengelola tidak merangkap pegawai
·    Flarga abon ikan dalam kemasan dipasaran Rp. 8.000 per 100 gram
·    Nilai akhir alat dianggap 0
·    Pengelola tidak merangkap pegawai
·    Flarga abon ikan dalam kemasan dipasaran Rp. 8.000 per 100 gram
·    Nilai akhir alat dianggap 0
·    Flarga abon ikan dalam kemasan dipasaran Rp. 8.000 per 100 gram
·    Nilai akhir alat dianggap 0
·    Nilai akhir alat dianggap 0
3. Analisis Biaya Produksi Abon Ikan
·    Biaya tetap (fixed cost) = Rp. 3.527
·    Biaya tidak tetap (variable cost) = Rp. 280.500 
·    Total biaya (total cost) = FC + VC = Rp. 284.27
·    Produksi abon ikan:
o  Satu kali produksi dihasilkan 4.500 g
o  Bobot per kemasan 100 g
o  Asumsi keberhasilan 98%
·    Harga pokok abon ikan
Total biaya : Kemasan = Rp. 284.027 : 44 = Rp. 6.456
·    Keuntungan 20% x Rp. 6456 = Rp. 1.292
·    Harga jual abon ikan perkemasan = Rp. 7.748 ≈ Rp. 7.800
·    Hasil penjualan/penerimaan (S)
Rp. 7.800 x 44 kemasan = Rp. 343.200
·    Keuntungan satu kali produksi
Rp. 343.200 – Rp. 284.027 = Rp. 59.173
·    Perhitungan BEP
Berdasarkan jumlah unit produksi
BEP = FC : (P – V) = Rp. 3.527 : (Rp. 7.800 – Rp. 6.456) = 2,62
Keterangan: FC = Biaya tetap
P = Harga jual perkemasan
V = Biaya variabel perkemasan
Berdasarkan hasil penjualan
BEP = FC : {1 – (VC : S)} = Rp. 3.527 : {1 – (Rp. 280.500 : Rp. 343.200) = Rp. 19.273,22
Keterangan: FC = Biaya tetap
VC = Biaya tidak tetap
S = Penerimaan
·    Perhitungan kelayakan usaha (R/C)
R/C = Total penerimaan : Total biaya = Rp. 343.200 : Rp. 284.027 = 1,21
Jadi usaha produksi abon ikan dianggap layak dikembangkan karena nilai R/C > 1, yaitu 1,21


Sumber: BBPT2G - LIPI, Subang
Kontak: Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna – LIPI Jln. KS. Tubun No. 5, Subang, Jawa Barat 41243 Telp. (0260) 411478, 412878 Fax. (0260) 411239

0 komentar
 
Copyright © 2015. Total Food - All Rights Reserved
by Wira S